Akibat pengaruh budaya India, di Indonesia berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Buddha. Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain sebagai berikut
- Kerajaan Awal
- Kerajaan Kutai Kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan tersebut terletak di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Penentuan sebagai kerajaan tertua berdasarkan umur peninggalan kerajaan tersebut yang dianggap paling tua. Kerajaan Kutai didirikan oleh Kudungan, orang Indonesia asli kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Aswawarman. Aswawarman dianggap sebagai pendiri keluarga raja atau vansakarta, ia telah terpengaruh oleh agama dan kebudayaan Hindu. Hal ini dapat diketahui dari namanya yang berakhiran warman dan disebut sebagai Dewa Ansuman. Raja terbesar Kerajaan Kutai adalah Mulawarman yang dipandang sebagai raja mulia dan berhasil membawa kerajaan Kutai. Hal ini dibuktikan dengan adanya selamatan dengan memberikan 20.000 ekor sapi, suatu jumlah yang sangat besar untuk ukuran waktu itu. Setalah Raja mulawarman, tidak diketahui penguasa selanjutnya karena tidak ditemukan sumber tentang Kerajaan Kutai. Mungkin kerajaan ini mengalami kemunduran dan kehancuran karena tidak disinggahi lagi oleh para pedagang Hindu.
- Kerajaan Tarumanegara Hampir bersamaan waktunya dengan kerajaan Kutai, di daerah Jawa Barat terdapat kerajaan bernama Tarumanegara. Nama raja yang memerintah pada waktu itu adalah Purnawarman. Prasasti-prasasti Kerajaan Tarumanegara tidak berangka tahun, namun berdasarkan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta yang digunakan dalam prasasti tersebut dapat diperkirakan bahwa Kerajaan Tarumanegara berkembang pada abad ke-5. Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Purnawarman. Dia adalah seorang raja yang berkasa, sakti, dan memikirkan kesejahteraan rakyatnya. Hal ini dapat dilihat dengan digalinya Sungai Gomati dan Sungai Candrabhaga. Disamping itu, Raja Purnawarman menganut agama Hindu aliran Wisnu. Hubungannya dengan para brahmana berjalan baik dan ia merupakan seorang raja yang dikagumi oleh rakyatnya. Wilayah kekuasaannya meliputi wilayah Bogor, Jakarta, Banten, dan sekitarnya. Sehingga untuk ukuran saat itu wilayahnya sangat luas. Kerajaan Tarumanegara sudan menjalin hubungan diplomatik dengan Cina, hal ini dibuktikan dengan berita yang berasal dari Dinasti Sui dan Tang.
- Kerajaan Maritm Sriwijaya Pada mulanya Kerajaan Sriwijaya tidak terletak di Palembang, kemungkinan di Minanga Tamwan, yaitu daerah pertemuan antara Sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri. Baru pada abad berikutnya, Palembang dianggap penting dalam sejarah Sriwijaya, seperti menjadi pusat ziarah, tempat belajar bagi pemeluk agama Buddha, dan menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Sejak abad ke-7, setelah raja berhasil melakukan konsolidasi di dalam kerajaan, Sriwijaya mulai melakukan perluasan wilayah kekuasaannya. Perluasan wilayah ini dimulai dari Minanga Tamwan ke daerah sekitarnya, yaitu Palembang, Jambi, Lampung, dan Jawa (Tarumanegara) tetapi belum berhasil. Pengusaan daerah ini erat hubungannya dengan pengusaan lalu lintas perdagangan. Sampai abad ke-13, wilayah kekuasaan Sriwijaya sudah meliputi sebagian besar Sumatra, semenanjung Malaya, sebagian wilayah Jawa Barat, dan pulau-pulau yang ada di Laut Cina Selatan. Sriwijaya telah menjalin hubungan luar negeri dengan Cina dan India. Sriwijaya selalu mengirimkan utusannya ke negeri Cina, utusan Sriwijaya yang terakhir berangkat pada tahun 1178 (berita I Tsing) Kerajaan Sriwijaya dapat berkembang menjadi kerajaan besar kerena didukung oleh beberapa faktor berikut.
- Letak Sriwijaya sangat strategis, yaitu berada di jalur lalu lintas perdagangan antara India dan Cina.
- Runtuhnya Kerajaan Funan di Indo Cina (Vietnam)
- Majunya aktivitas pelayaran dan perdagangan antara India dan Cina
- Memiliki armada laut yang kuat
- Melayani distribusi ke berbagai wilayah di Nusantara
0 Comment to "Tatanan Politik dan Birokrasi Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia #1"
Post a Comment
Jika ada pertanyaan, link mati, dan ucapan terima kasih, silahkan isi di kotak komentar...