Mazhab Frankfurt

 

Mazhab Frankfurt, atau Frankfurt School dalam bahasa Inggris, adalah kelompok intelektual yang terbentuk di Institut Sosial Frankfurt di Jerman pada awal abad ke-20. Kelompok ini terdiri dari sejumlah filsuf, sosiolog, dan teoretikus budaya yang terkenal dengan pemikiran kritis dan kritik terhadap kapitalisme dan budaya massal.

Mazhab Frankfurt dipelopori oleh Max Horkheimer dan Theodor Adorno, dan juga termasuk Herbert Marcuse, Walter Benjamin, Erich Fromm, dan Jürgen Habermas. Kelompok ini dikenal karena kritiknya terhadap masyarakat kapitalis modern dan budaya massal yang dihasilkan olehnya.

Mazhab Frankfurt menekankan pentingnya pemikiran kritis dalam menghadapi dunia modern. Mereka berpendapat bahwa masyarakat kapitalis modern telah menghasilkan budaya yang hampa nilai dan merusak, yang menghasilkan kepatuhan dan penyerahan diri. Mazhab Frankfurt juga mengkritik sistem pendidikan, media massa, dan industri budaya karena menghasilkan budaya konsumsi dan kesetaraan sosial yang tidak sehat.

Salah satu karya terkenal dari Mazhab Frankfurt adalah buku "Dialectic of Enlightenment" yang ditulis oleh Horkheimer dan Adorno pada tahun 1944. Dalam buku ini, mereka mengkritik penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam masyarakat kapitalis modern yang menghasilkan penindasan dan pemikiran homogen.

Mazhab Frankfurt juga menekankan pentingnya kelas pekerja dalam menciptakan perubahan sosial. Mereka berpendapat bahwa kelas pekerja harus menyadari kondisinya sebagai kaum eksploitatif dan bersatu untuk menghadapi kekuatan kapitalis.

Namun, beberapa kritik terhadap Mazhab Frankfurt menyatakan bahwa pemikiran mereka terlalu abstrak dan sulit untuk diterapkan dalam dunia nyata. Selain itu, mereka juga dituduh sebagai elit intelektual yang tidak cukup peduli dengan kehidupan sehari-hari rakyat kecil.

Meskipun begitu, Mazhab Frankfurt tetap menjadi pengaruh besar dalam dunia pemikiran kritis dan sosialisme di seluruh dunia. Pemikiran mereka tentang masyarakat kapitalis modern, budaya massal, dan pentingnya pemikiran kritis masih menjadi topik yang relevan hingga saat ini.

Share this

Mukti Sucipto