Thursday, October 4, 2012

Reaksi Rakyat Indonesia Terhadap Monopoli Perdagangan Portugis dan Belanda

Gambar Ilustrasi, diambil dari google
A. Perlawanan terhadap Portugis
1. Perlawanan rakyat Ternate
Pada mulanya kedatangan Portugis di Maluku disambut baik dan ramah dengan prinsip saling menguntungkan. Namun perkembangannya menimbulkan kebencian rakyat, yang dilatarbelakangi sikap serakah dalam perdagangan (monopoli dagang) dan misi menyebarkan agama.
Perlawanan rakyat Ternate terhadap Portugis berkobar tahun 1533. Portugis mendatangkan bantuan di bawah pimpinan Antonio Galvalo. Tahun 1565, dibawah pimpinan Sultan Hairun, bangsa kita kembali melawan Portugis. Namun dengan akal licik, dengan bujukan untuk berunding, Sultan Hairun dibunuh. Peristiwa ini semakin membangkitkan kemarahan rakyat. Maka dibawah pimpinan Sultan Baabullah rakyat melawan Portugis. Tahun 1574 benteng Portugis dapat direbut rakyat Ternate.

2. Aceh menghadapi Portugis
Sebagai akibat pendudukan Portugis, atas kota Malaka, Aceh menjadi ramai dikunjungi pedagang. Persaingan dagang antar Portugis dengan Aceh semakin meruncing dan memicu timbulnya permusuhan.
Untuk menghadapi ancaman Portugis, Aceh mengadakan persiapan-persiapan meliputi:

  • Melengkapi kapal dagangnya dengan meriam dan prajurit
  • Meminta bantuan persenjataan dan ahli perang dari Turki
  • Meminta bantuan dari Kalikut dan Demak
Permusuhan antara Aceh dan Portugis berlangsung terus, keduanya tidak berhasil saling mengalahkan

3. Perlawanan Pasukan Demak
Di bawah pimpinan putra mahkota Demak Pati Unus menyerang Portugis di Malaka, tetapi karena faktor jarak yang terlalu jauh dan kalah persenjataan, serangan Demak di Malaka ini tidak berhasil. Namun dalam pertempuran di Sunda Kelapa, pasukan Demak yang dipimpin Fatahillah tahun 1527 berhasil mengalahkan Portugis di bawah pimpinan Fransisco de Sa.

B. Perlawanan Terhadap Belanda
1. Mataram Melawan VOC
Sultan Agung bercita-cita mengusir orang-orang Belanda dari pulau Jawa. Pada tahun 1628 menyerang VOC di Batavia dipimpin Tumenggung Bahureksa. Gagal. Menyusul pasukan Tumenggung Suro Agul-agul. Kyai Dipati mandurareja dan Kyai Dipati Upasanta, menyerang benteng Holandia tetapi gagal.
Pada tahun 1629 pasukan Mataram kembali menyerang Batavia. Serangan gagal kembali. Namun pada serangan kedua ini Gubernur Jenderal J.P. Coen meninggal.

Alasan-alasan Mataram menyerang di Batavia diantaranya:
  • Belanda dianggap merintangi cita-cita Sultan Agung
  • Belanda merintangi hubungan dagang Mataram dengan Malaka
  • Belanda berbuat kasar dalam berdagang
2. Kerajaan Makasar menghadapi VOC
Ibukota Makasar Sombapou merupakan bandar yang sangat strategis. VOC ingin menguasainya. Usaha yang dilakukannya antara lain mengajukan permintaan kepada Sultan Makasar agar:
  • Makasar menutup bandarnya bagi kapal-kapal asing kecuali VOC
  • Makasar memberi hak monopoli kepada VOC
  • Melarang kapal-kapal dagang Makasar membeli rempah-rempah di Maluku
Permintaan tersebut ditolak Sultan, akhirnya perselisihan tidak bisa dihindarkan. Sebagai raja, Sultan Hasannudin dengan gagah berani melawan VOC. Ia mendapat julukan "Ayam Jantan dari Timur". Tahun 1667 VOC berhasil menghasut raja Bone Aru Palaka untuk melawan Makasar. Pertempuran hebat terjadi Juli 1667. Pasukan Makasar harus menghadapi persekutuan VOC dan Aru Palaka.
Tahun 1667 bulan November Sultan Hasannudin terpaksa harus menandatangani perjanjian Bongaya. Isinya:
  • Makasar harus mengakui monopoli VOC
  • Wilayah Makasar diperkecil hingga tinggal Gowa
  • Makasar harus membayar seluruh biaya perang
3. Perlawanan Banten terhadap VOC
Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC mulai berlangsung sejak VOC merebut Jayakarta (1629). Perlawanan ditingkatkan pada masa pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa, sejak 1651. Melihat perkembangan Banten VOC tidak senang, maka VOC dengan bantuan putra raja (Sultan Haji) berhasil mengadu domba
Akhirnya Sultan berserta Pangeran Purbaya terdesak dan melarikan diri. Tetapi Sultan dapat ditangkap tahun 1683, sedang Pangeran Purbaya menyingkir ke Periangan.
Perlawanan rakyat Banten dilanjutkan oleh Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa. Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC membawa akibat:
  • Banten dikuasai VOC
  • VOC berhak campur tangan penuh dalam pemerintahan
  • Hak kuasa Banten atas Cirebon harus dilepaskan
  • Biaya perang harus ditanggung Banten
4. Perlawanan Trunojoyo terhadap VOC
Trunojoyo adalah putra bupati Madura. Tahun 1674 ia mengankat senjata melakukan perlawanan karena Sultan Amangkurat I memerintah secara sewenang-wenang dan bekerjasama dengan VOC. Trunojoyo dibantu Karaeng Galesung, Monte Marano, Macan Wulung, dan lain-lain. Pengganti Angkurat I yaitu Amangkurat II meminta bantuan VOC. Di bawah pimpinan kapten Jonker, tahun 1679 Trunojoyo tertangkap dan dibunuh Amangkurat II

5. Perlawanan Untung Suropati
Untung Suropati mantan serdadu VOC tidak tega melihat bangsanya diperlakukan sewenang-wenang oleh serdadu VOC. Ia mengangkat senjata. Perlawanannya berlangsung antara tahun 1658-1706. Ia bekerjasama dengan Sunan Amangkurat III(Sunan Mas)

C. Penyebaran Agama Kristen Di Indonesia
Penyebaran agama Kristen di Indonesia dimulai dengan penyebaran Kristen Katolik oleh Portugis. Tokoh terkemukanya adalah Franciscus Xaverius. Pada tahun 1546 ia menyebarkan agama Kristen Katolik di kepulauan Maluku. Misionaris lainnya adalah biarawan Fransiska dan Dominikan.
Disamping menyebarkan agama, missionaris juga memajukan kesehatan rakyat, menyelenggarakan pendidikan dll. Misinya tidak hanya di Maluku, tetapi juga di Flores, Timor-Timor, Kepulauan Kei, Muntilan,  Malang dan Jakarta. Selain mengajarkan agama, misi Katolik juga membangun sekolah-sekolah dan rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia.
Karya misi ini tidak terbatas untuk orang-orang yang beragama katolik tetapi bagi semua orang apapun agamanya. Missionaris adalah oraganisasi yang bertugas menyebarkan agama Kristen Katolik. Sedangkan oraganisasi yang bertugas menyebarkan agama Kristen Protestan adalah Zending. Tokoh-tokoh Zending Belanda di Indonesia antara lain Dr. Nomensen, Sebastian Danchaerts dan Hernius.

Kegiatan Zending di Indonesia:
  • Menyebarkan agama Kristen di Maluku, Sangir, Talud, Timor dan Tapanuli
  • Mendirikan Nederlandsch Zending Genotschap (NZG)
  • Mendirikan sekolah-sekolah Kristen
Meskipun agama Kristen Katolik dan Protestan diperkenalkan oleh bangsa Eropa, agama ini bukan milik bangsa Eropa.

Share this

1 Response to "Reaksi Rakyat Indonesia Terhadap Monopoli Perdagangan Portugis dan Belanda"

Jika ada pertanyaan, link mati, dan ucapan terima kasih, silahkan isi di kotak komentar...