Saturday, February 1, 2025

Kotak Musik di Loteng

 

Di sebuah rumah tua di ujung jalan, ada loteng yang jarang dikunjungi. Loteng itu penuh dengan barang-barang usang: kursi kayu yang kakinya goyah, lukisan-lukisan yang sudah pudar, dan tumpukan koran yang menguning. Tapi di antara semua itu, ada satu benda yang selalu menarik perhatian Mia setiap kali ia naik ke loteng: sebuah kotak musik antik.

Kotak itu terbuat dari kayu mahoni, dengan ukiran bunga-bunga halus di bagian sampingnya. Mia menemukannya saat ia berusia sepuluh tahun, ketika ia sedang membantu neneknya membersihkan loteng. Neneknya bilang, kotak musik itu adalah peninggalan dari buyut Mia, tapi tak ada yang tahu lagu apa yang dimainkannya karena kotak itu sudah rusak.

Setiap kali Mia memutar tuasnya, hanya suara serak dan putus-putus yang keluar. Tapi Mia tak pernah menyerah. Ia percaya suatu hari nanti, kotak musik itu akan berbunyi lagi, dan ia akan tahu lagu apa yang tersembunyi di dalamnya.

Bertahun-tahun berlalu, Mia tumbuh dewasa. Neneknya sudah tiada, dan rumah tua itu kini menjadi miliknya. Suatu sore, saat hujan turun dengan deras, Mia memutuskan untuk kembali ke loteng. Ia membawa obor kecil karena lampu loteng sudah mati. Di antara debu dan keheningan, ia menemukan kotak musik itu lagi.

Kali ini, ia membawa obeng kecil. Dengan hati-hati, ia membuka bagian bawah kotak musik. Di dalamnya, ia menemukan gulungan kertas kecil yang ternyata adalah partitur lagu. Mia tak bisa membaca not balok, tapi ia tahu seseorang yang bisa: Pak Rudi, guru musiknya dulu.

Esok harinya, Mia pergi ke rumah Pak Rudi. Dengan bantuannya, mereka berhasil memecahkan kode partitur itu. Ternyata, lagu itu adalah lagu pengantar tidur yang sering dinyanyikan oleh buyut Mia. Pak Rudi membantu Mia memperbaiki kotak musik itu, dan akhirnya, setelah puluhan tahun, kotak musik itu berbunyi lagi.

Suara melodi yang keluar dari kotak musik itu lembut dan mengharukan. Mia merasa seperti buyutnya sedang berada di sampingnya, menyanyikan lagu itu untuknya. Ia tersenyum, merasakan kedamaian yang lama hilang.

Tapi tiba-tiba, sesuatu yang aneh terjadi. Saat lagu hampir berakhir, suara yang keluar dari kotak musik itu berubah. Alih-alih melodi indah, terdengar suara bisikan pelan yang mengucapkan, "Jangan percaya Pak Rudi."

Mia membeku. Ia memutar tuasnya lagi, dan bisikan itu kembali terdengar. Kali ini lebih jelas, "Dia bukanlah orang yang kamu kira."

Dengan hati berdebar, Mia memutuskan untuk menyelidiki. Ia pergi ke perpustakaan desa dan mencari arsip-arsip lama. Di sana, ia menemukan sebuah artikel koran tua yang mengungkapkan sesuatu yang mengejutkan: Pak Rudi, guru musiknya, ternyata terlibat dalam pencurian harta keluarga Mia puluhan tahun lalu. Buyut Mia pernah menyimpan harta berharga di dalam kotak musik itu, tapi Pak Rudi, yang saat itu adalah teman dekat keluarga, telah mencoba mencurinya.

Mia pun menyadari bahwa kotak musik itu bukan sekadar peninggalan biasa. Ia adalah peti harta yang disembunyikan buyutnya, dan lagu itu adalah kunci untuk membukanya. Dengan hati-hati, Mia membuka kotak musik itu sekali lagi dan menemukan sebuah kompartemen rahasia di bagian dasarnya. Di dalamnya, ada perhiasan antik dan surat dari buyutnya yang menjelaskan segalanya.

Pak Rudi, yang selama ini berpura-pura baik, ternyata masih mencari harta itu. Mia pun memutuskan untuk melaporkannya kepada pihak berwajib. Kotak musik itu, yang awalnya hanya benda usang, kini menjadi bukti kejahatan yang tersembunyi.

Sejak hari itu, Mia tak lagi melihat kotak musik sebagai sekadar benda antik. Ia adalah pengingat bahwa kadang-kadang, rahasia terbesar tersembunyi di tempat yang paling tidak terduga.