Wednesday, August 17, 2016

Kehidupan Kepartaian di Timor Timur



Sejak terjadinya Revolusi Bunga 25 April 1974 di Portugis, angin kebebasan mulai dihembuskan oleh pemimpin Portugis yang baru yaitu Jenderal Antonio de Spinola. Spinola mulai menjanjikan akan mengembalikan hak-hak rakyat, termasuk hak demokrasi, iklim dan angin kebebasan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh rakyat jajahan, khususnya Timor Timur mulai berdiri partai-partai seperti berikut.

  1. Partai UDT (Uniai Democratica Timorense)
  2. Aspirasi UDT menginginkan tetap berada di bawah bendera Portugal sebagai bagian timur Portugis atau provinsi seberang laut.
  3. FRETELIN (Frente Revolutionaria de Timor Leste Independente)
  4. Aspirasi Fretelin menghendaki adanya kemerdekaan penuh dari wilayah Timor Timur.
  5. APODETI (Associacao Populer Democratica Timorense)
  6. Aspirasi Apodeti menginginkan bergabung dengan Republik Indonesia. Sebagai persiapan integrasi, Apodeti mengusulkan bahasa Indonesia diajarkan di sekolah di Timor Timu.
  7. PARTAI KOTA, TRABALISTA, ADLITA, dan AITI
  8. Partai ini sehaluan dengan Apodeti yakni menghendaki berintegrasi dengan Indonesia.
Untuk meningkatkan perjuangan, Apodeti, UDT, dan Fretelin membentuk koalisi. Namun dalam perkembangannya koalisi ini tidak dipertahankan karena Fretelin menuju ke arah komunisme, padahal UDT sangat menentang komunisme. Selain itu Fretelin bertindak kejam dan melakukan teror terhadap rakyat. Akibatnya banyak rakyat yang mengungsi atau melarikan diri ke wilayah Indonesia.

Untuk membendung gerakan Fretelin, UDT atau MAC (Movimento Anti-Comunista) bersama Apodeti, Kota, dan Trabalista melakukan perlawanan gabungan, Hasilnya posisi Fretelin semakin terdesak di berbagai front pertempuran. Untuk itulah Fretelin berusaha mengalihkan perjuangannya ke forum diplomasi, yakni tanggal 28 November 1975 pukul 05.55 di lapangan Dos Bona Ventura, Dilli. Komite Central Fretelin mengumumkan secara sepihak pembentukan Republik Demokrasi Timor Timur dengan presidennya Xavier Do Amaral. Proklamasi ini tidak mendapat dukungan baik di Timor Timur maupun di dunia internasional.

Proklamasi Balibo 30 November 1975
Tindakan Fretelin memproklamasikan Timor Timur secara sepihak ini dibalas oleh gabungan UDT, Apodeti, Kota dan Trabalista dengan proklamasi tandingan, yaitu pernyataan penggabungan kepada Indonesia. Proklamasi itu di umumkan tanggal 30 November 1975 di Balibo. Pernyataan proklamasi ini disambut haru pemertintah Indonesia.
Tanggal 7 Desember 1975 kota Dilli jatuh ketangan pasukan gabungan UDT, Apodeti, Kota dan Trabalista serta sukarelawan Indonesia. Beberapa hari kemudian Timor Timur dikuasai oleh tentara gabungan.

Share this

0 Comment to "Kehidupan Kepartaian di Timor Timur"

Post a Comment

Jika ada pertanyaan, link mati, dan ucapan terima kasih, silahkan isi di kotak komentar...